BAHAN SERMON HKI DAERAH I SUMATERA TIMUR I
MINGGU JUBILATE 29 April 2012
Ep: Yohanes 10:1-11
I. Pengantar
Mazmur23:1-6 Merupakan mazmur pengakuan Daud tentang Allah sebagai Gembala yang baik. Daud meposisikan dirinya sebagai Domba yang membutuhkan gembala yang baik untuk menjalani kehidupannya. Sebagai Domba maka ia harus mempercayai gembalanya akan memberikan kebahagiaan dan juga kehidupan baginya. Seekor domba akan tergantung sepenuhnya kepada tuntunan gembalanya supaya dapat menjalani kehidupan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengertian Daud tentang Allah yang menggembalakannya dengan baik sampai ia merasakan sukacita dan damai sejahtera. Dan Peran Daud adalah percaya kepada tuntunan Gembalanya. Bagi kita yang tinggal di Indonesia, istilah “gembala” tidaklah populer karena Negara kita masih termasuk Negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian daripada perternakan. Dalam 1 Samuel 17:34-35, Daud menceritakan pengalaman hidupnya sebagai gembala kepada Saul sebelum ia mengalahkan Goliat; “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.” Kesaksian hidup Daud sebagai seorang gembala juga terekam dalam Mazmur yang ditulisnya: “TUHAN adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mzm. 23:1-3). Sebagaimana kesaksian lainnya di dalam Mazmur, Daud menganalogikan TUHAN sebagai “Gembala” sebagaimana dirinya adalah gembala.
II. Penjelasan Teks
Ayat 1-4: dalam perikop ini, Daud memulai Mazmurnya dengan perkataan “Tuhan adalah gembalaku (ayat1a)”. Perkataan yang menggunakan kata “ku” merujuk terhadap sifat pribadi dari pada Daud sendiri. Allah tentu saja merupakan Gembala dari semua bangsa Israel sesuai keyakinan bangsa itu. Akan tetapi dalam hal ini, Daud bukan berarti mengajarkan akan keyakinan bangsa Israel tetapi dia sedang menceritakan keyakinan dan pengalaman pribadinya bersama Tuhan. Dalam bagian selanjutnya, Daud menjelaskan apa yang diberikan Tuhan sebagai gembala yakni kepuasan dengan perkataan takkan kekurangan aku (ayat 1b). Mazmur 23 bukan hanya berbicara tentang kecukupan, tetapi juga kepuasan: (1). rumput hijau dalam ayat 2 bukan hanya untuk dimakan, tetapi juga dijadikan tempat berbaring; menyiratkan jumlah yang sangat banyak dan domba-domba puas memakan rumput itu. (2). piala dalam ayat 5 diisi minuman secara melimpah, bukan sekedar penuh. Kepuasan di sini tidak selalu berarti memiliki segala-galanya dari TUHAN, misalnya kekayaan yang melimpah atau karir yang di puncak. Kepuasan itu lebih ke arah keutuhan hidup di dalam TUHAN. Kita mungkin berada dalam bahya dan penderitaan (lih. ay 4), tetapi kita tetap puas bersama TUHAN. Bahkan di bagian akhir Mazmur ini Daud mengungkapkan kerinduannya yang mendalam, yaitu berada dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Bagi Daud yang paling penting adalah bersama dengan TUHAN, baik dalam keadaan tentram maupun bahaya. Penyertaan dan kebersamaan dengan TUHAN inilah yang memberikan kepuasan sejati bagi Daud.
Ayat 5-6: Bagian ini sebenarnya mengajarkan hal yang sama dengan ayat 1-4 di atas, namun memakai gambaran yang berbeda. Daud menggambarkan dirinya diundang dalam sebuah perjamuan makan oleh raja. Sang raja menyediakan hidangan di hadapan lawan-lawannya (ay 4a). Hal ini memberikan gambaran bagi kita bahwa TUHAN bukan hanya melindungi kita dari para musuh atau orang yang memusuhi kita tetapi juga memuliakan kita dihadapan mereka. Ayat 5b mengatakan bahwa TUHAN mengurapi kepala Daud dengan minyak. Dalam sebuah pesta, seorang tamu kehormatan bukan hanya akan dibasuh kakinya saja tetapi juga dituangi minyak (Mzm. 45:7; 92:10; 133:2, Am 6:6, Luk. 7:46). Minyak ini biasanya minyak zaitun yang dicampur dengan parfum. Pengurapan ini sangat diperlukan sebagai tanda sukacita. Piala penuh melimpah dalam ayat 5c menggambarkan; TUHAN bukan hanya menyediakan minuman secukupnya, tetapi melimpah. Minuman sebagai penunjang kehidupan, dengan adanya minuman maka keberlangsungan hidup akan terus berjalan, itu berarti umur yang panjang. Dalam hal ini minuman di sini juga berarti tanda kemenangan (bersulang untuk suatu keberhasilan). Piala ini adalah piala kemenangan (Mzm. 116:13). Ungkapan “seumur hidupku” juga “sepanjang masa” (ay 6) berbicara tentang masa depan. Apa yang telah dilakukan TUHAN di masa lalu telah memberi keyakinan kepada Daud untuk menghadapi masa depan. Keyakinan seperti ini juga dapat kita lihat dalam perkataan Daud ketika dia menghadap Saul sebelum bertempur dengan melawan Goliat. Dia mengatakan, “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” (1 Sam. 17:37a). Keyakinan Daud dalam hal ini adalah “kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku.” (ay 6a). Kalau di masa lalu Daud dikejar oleh musuh maka sekarang, sampai ke masa depan dia justru dikejar oleh “kebajikan dan kemurahan”. Jika semua hal tentang kebajikan dan kemurahan telah mengikutinya, maka yang perlu baginya setelah semua itu adalah “diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.” (ay 6b).
III. Refleksi
Berbicara tentang kebutuhan merupakan suatu bentuk kekawatiran dalam kehidupan manusia. Pengakuan Daud menjadi pegangan bagi kita bahwa di dalam Tuhan kita tidak akan kekurangan. Hal ini karena Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita anakNya. Banyak hal dapat terjadi dalam hidup kita, tapi kita dituntut untuk tetap setia di dalam situasi apapun, karena Dia akan menolong kita keluar dari pergumulan hidup kita oleh karena itu kita dituntut untuk tetap percaya. Peran Gembala adalah bagaimana domba-dombanya merasa nyaman dan tentram serta dapat bertumbuh dengan baik. Demikianlah peran Allah bagi manusia yang senantiasa mambawa manusia kepada kemenangan, sukacita dan keselamatan. Jalan yang ditunjukkan Allah adalah jalan keselamatan, sekalipun jalan yang harus dilalui berliku-liku, naik, turun, tapi akan sampai kepada tujuan. Hal ini menghantar kita untuk percaya kepada tuntunan Allah sekalipun banyak hal yang harus kita hadapi didalam kehidupan ini. Tawaran dunia ini hanya seolah indah dan mulus, tapi menyimpan banyak ranjau yang dapat menghancurkan kita, dan yang pasti kita tidak sampai kepada tujuan kita. Oleh karena itu setialah. Didalam perjalanan hidup ini banyak hal yang terjadi tidak seperti yang kita harapkan terjadi. Semuanya ini dapat membuat kita kawatir bahkan menjadi takut. Sebagai orang yang percaya kita percaya ada kekuatan Allah yang mampu mengalahkan segala tantangan dan persoalan yang kita hadapi. Gada dan TongkatMu itulah yang menghibur aku.. Kekuatan Allah tidak dapat dijangkau oleh manusia dan tidak dapat dikalahkan oleh kekuatan apapun. Pengakuan akan kuasa Allah menjadikan sukacita didalam diri kita, karena kita akan menyadari bahwa kita akan menjadi pemenang karena Allah dipihak kita. Oleh karena itu bertahanlah.
Perlakuan gembala kepada dombanya yang senantiasa merawat dan memberikan yang terbaik. Hal ini menunjuk kepada kasih dan berkat Allah kepada umatNya yang dikasihiNya. Kita percaya bagaimana Allah membentuk kita sedemikian rupa dengan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita. Rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai sejahtera : Yeremia 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Hal ini mengingatkan kita tentang anugerah Allah bagi kita, jadi kita tidak lagi kwawatir tetapi percaya kepada bentukan Allah, percaya kepada Gembala yang baik yang senantiasa menuntun dan menyelamatkan kita sehingga kita merasakan kasih karunia yang bersumber dari Allah. Oleh karena itu, Bersukacitalah karena kita mempunyai Gembala yang Baik : Yesus Kristus. Amin. Syalom!
Filed under: Bahan Khotbah, Uncategorized | Leave a comment »